Selasa, 05 Januari 2016

APAKAH ANDA MEMILIKI

 RENCANA FINANSIAL ?

1. AZAS FINANSIAL UTAMA

Kebanyakan orang hidup dengan keluhan bahwa penghasilan mereka tidak mencukupi. Jika mereka digaji per 30 hari, maka pada hari ke 20 - atau bahkan pada hari ke 15 - gaji mereka telah habis untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, untuk membayar uang sekolah anak, untuk membayar tagihan-tagihan rutin dan seterusnya.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, mereka mendapat pemahaman yang mendasar, bahwa sudah sepatutnya jika:

PENGHASILAN harus lebih besar daripada PENGELUARAN

Jadi, rencana finansial utama semua orang adalah berusaha agar memeroleh pendapatan atau penghasilan yang, paling tidak SAMA, atau sebaiknya, lebih BESAR dari pengeluaran mereka.
Masuk akal dan sederhana bukan? 
Mengerti akan hal ini memang mudah, akan tetapi yang sebenarnya sulit adalah memenuhi "rumus" itu. 
Kerap kali hal tersebut mustahil untuk dicapai atau pencapaiannya terjadi sesudah kita mengorbankan begitu banyak tenaga, waktu dan kadang-kadang harus sampai merendahkan ego kita hingga ke dasar.

"Penghasilan harus lebih besar daripada pengeluaran" adalah AZAS FINANSIAL UTAMA yang harus Anda perjuangkan. Jika Anda mengabaikannya, maka Anda akan berada didalam situasi sulit menjalani hidup ini.

Untuk memenuhi azas tersebut kebanyakan orang berpendapat bahwa jika Penghasilan Anda kecil, maka Pengeluaran Anda harus lebih kecil lagi. Pemikiran ini memang ada benarnya. Tetapi jika Anda berpendapat demikian, maka Anda terjebak didalam POLA BERPIKIR KECIL.
Lagi pula banyak orang mengeluh bahwa Pengeluaran mereka memang sudah dijaga sangat minimal - tidak mungkin lagi bagi mereka untuk mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan hal-hal yang pokok.

Jika demikian halnya - terus apa dong yang harus dilakukan?

Beberapa orang bijak masa lalu maupun masa kini sering mengatakan bahwa segala masalah yang Anda hadapi dapat Anda atasi pertama-tama dengan merubah cara berpikir Anda. Dalam hal ini, Anda harus menerapkan POLA BERPIKIR BESAR, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: "Bagaimana caranya agar saya dapat meningkatkan Penghasilan saya sehingga dapat membayar semua Pengeluaran."

Anda sebaiknya tidak menyiasati masalah keuangan Anda dengan berpikir bagaimana mengecilkan Pengeluaran - melainkan mencari jalan bagaimana strategi untuk menambah atau meningkatkan Penghasilan Anda.


2. TUJUAN FINANSIAL UTAMA:


Kemarin pada saat saya mencermati suatu buku finansial yang hendak saya beli di suatu toko buku terkenal di kota saya, saya membaca satu alinea yang menggugah: 


"Tujuan Anda bekerja sekarang adalah agar nantinya Anda tidak perlu bekerja lagi"

Wow, itu merupakan ungkapan yang luar biasa!!! 
Kebanyakan orang tidak menyadari ungkapan istimewa tersebut. Sebagian orang ada yang mengerti hal itu tapi tersimpan dibawah sadar. Sebagian orang lagi menyadari - tapi menerapkannya dalam pengertian yang keliru. 

Kebanyakan orang bekerja dan terus bekerja untuk mencari uang. Mereka beranggapan bahwa kalau mereka tidak bekerja - uang datang dari mana? Oleh karena itu untuk memeroleh penghasilan, tidak ada alternatif bagi mereka untuk terus bekerja hingga penyakit atau usia lanjut menghentikan usaha mereka.

Sebagian orang lagi mengerti, kadang-kadang secara bawah sadar saja, bahwa tidak mungkin orang dapat terus bekerja untuk memeroleh Penghasilan. 
Pada suatu saat, pastilah mereka harus berhenti bekerja. Entah karena sudah waktunya masa pensiun di kantor atau karena tak kuat lagi menjaga warung mereka atau usaha kecil mereka.
Beberapa dari mereka berusaha untuk menjadi pegawai negeri. Mereka beranggapan bahwa pada saat nanti mereka tidak mampu bekerja lagi, mereka masih bisa mendapat uang  pensiun sebagai ex-pegawai negeri.
Sebagian lagi, yang menyadari situasi ini, mulai mencari-cari cara bagaimana memeroleh uang tanpa nantinya bekerja lagi - tetapi dengan cara instan. Orang-orang terakhir inilah yang biasanya selalu menjadi korban manipulasi dari pihak-pihak yang memanfaatkan situasi tersebut. Mereka umumnya menjadi korban dari jenis investasi-investasi bodong atau abal-abal. Mereka mengorbankan uang untuk janji-janji investasi palsu.

Sebetulnya, apa sih yang menjadi tujuan utama seseorang di bidang finansial dalam hidup ini?

Kebanyakan orang menjawab bahwa tujuan utama mereka di bidang finansial adalah mencari uang sebanyak-banyaknya, agar mereka dapat membeli apapun yang mereka inginkan. Untuk memeroleh "banyak uang" mereka bersedia mengorbankan banyak hal: waktu mereka dengan keluarga, kesehatan, hubungan baik dengan teman, ibadah dan banyak hal lain yang sebenarnya lebih penting dari uang.
Mencari uang saja - sebenarnya bukanlah tujuan yang tepat dan benar di bidang finansial.

Jadi apa dong tujuan finansial yang "benar" di hidup kita ini?

Tujuan utamanya adalah agar kita bisa memeroleh KEBEBASAN FINANSIAL - yaitu Anda memeroleh PENGHASILAN dan sekaligus BEBAS memanfaatkan WAKTU Anda. Penghasilan Anda mengalir terus, sementara Anda dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkualitas, yang dapat meningkatkan nilai diri Anda. 
Untuk mendapatkan penghasilan, Anda tidak perlu bekerja lagi atau Anda hanya memerlukan upaya dan waktu yang sangat minim saja. Anda bebas melakukan apa  yang Anda sukai, sementara penghasilan Anda tetap mengalir masuk.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana seseorang bisa memeroleh penghasilan yang mencukupi sambil memiliki kebebasan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dia sukai.
Jawabannya adalah : ASET !!!

Jika Anda memiliki ASET, aset tersebut akan memberikan Anda pendapatan/penghasilan tanpa Anda harus bekerja (baca buku Robert Kiyosaki : RICH DAD - POOR DAD)

Mari kita simak diagram dibawah ini:


Ilustrasi diatas adalah gambaran umum dari kebanyakan orang untuk mendapatkan Penghasilan.
Angka 20 hingga 70 di bagian bawah gambar, menunjukkan usia seseorang - sedangkan kolom kiri ke kanan adalah tahapan yang dilalui seseorang dalam upaya mencapai KEBEBASAN FINANSIAL.

Pada periode usia 20 tahun hingga awal usia 35 tahun (Tahap pertama), manusia pada umumnya menggunakan Tenaga/Otot dan/atau Pikiran, memanfaatkan Keahlian dan Ketrampilan yang dimilikinya untuk memeroleh Penghasilan Finansial/Uang.

Pada periode ini Anda masih muda, mungkin baru lulus S1 atau D1, memiliki semangat dan idealisme yang tinggi dan siap untuk BEKERJA (bahkan kerja apa saja untuk mendapatkan pengalaman dan kalau perlu dengan bayaran yang minim).
Anda berjuang meniti karir di kantor atau membanting tulang membangun bisnis Anda. Waktu Anda sebagian besar habis untuk mengurusi tugas-tugas di kantor atau menuntaskan proyek-proyek yang sedang Anda tangani.
Anda bersedia melakukan apapun demi -nantinya- mencapai kemapanan finansial. Dimarahi Boss atau Pelanggan Anda adalah bagian keseharian. Meninggalkan keluarga (dengan anak yang masih kecil/balita), bahkan sampai keluar kota atau keluar pulau, merupakan sesuatu yang lumrah.
Anda SEMANGAT, tenaga Anda prima, Anda berjuang dan bangga dengan pencapaian-pencapaian yang Anda raih.

Memasuki usia 35, jika Anda cukup beruntung, mungkin karir Anda di kantor sudah baik. Jika Anda berwirausaha dan mempunyai bisnis sendiri, mungkin bisnis Anda sudah memberikan penghasilan yang konsisten dan lumayan. 
Tapi, tetap saja, untuk memeroleh Penghasilan/Uang, Anda harus mengeluarkan segala kemampuan intelektual Anda, memeras tenaga dan menyisihkan sebagian besar waktu Anda untuk bekerja.
Atau sebaliknya, apabila pada usia 35, posisi Anda di bidang finansial tidak jauh berbeda seperti pada usia 20 atau 25......Anda berada dalam kondisi yang memprihatinkan di bidang finansial - Anda berada di zona merah !

Apapun posisi Anda di usia 35 (sudah berjaya atau masih "begitu-begitu saja"), Anda mungkin mulai berpikir bahwa inilah saatnya Anda menyiapkan masa depan yang "lebih baik". Anda mulai berpikir untuk "berinvestasi" atau memulai "bisnis" yang lebih bisa diandalkan bagi masa depan Anda dan keluarga.
Secara tidak sadar - kebanyakan orang akan mulai mencari-cari jalan bagaimana agar memeroleh penghasilan yang lebih besar daripada pengeluaran rutin Anda dan sekaligus memiliki waktu untuk beristirahat - agar bisa lebih memerhatikan keluarga Anda, bisa mengembangkan hobi-hobi Anda, bisa travelling dan bisa mengembangkan diri di bidang-bidang yang Anda minati.

Disamping kerja kantoran yang Anda jalankan, Anda mungkin mulai mencoba-coba untuk membangun bisnis sendiri,  Anda mungkin mulai mencoba-coba untuk berinvestasi di saham atau reksadana. Anda mulai melihat-lihat iklan properti untuk Anda beli. Anda mulai menabung emas atau batu mulia lainnya.

Dengan merintis suatu bisnis, sebenarnya Anda sedang mulai berusaha "membangun" Aset Anda.
Dengan membeli properti, saham atau emas, sebenarnya Anda sedang mulai "membeli" Aset.
Jika Anda dari usia 35 hingga usia 50 berhasil mengakumulasikan/mengumpulkan ASET yang menghasilkan pendapatan/penghasilan yang sama atau lebih besar dari Pengeluaran Anda setiap bulannya - SELAMAT ! Anda berhasil menjadi orang yang "aman secara finansial".
Anda dapat hidup tenang di hari tua Anda (usia diatas 50 tahun) karena Aset Anda telah memberikan penghasilan yang berkesinambungan. Uang Anda menghasilkan uang lagi. Walaupun tenaga dan keahlian Anda menurun seiring bertambahnya usia, Anda tidak perlu kuatir dengan masalah finansial. Aset Anda telah menjaminnya.


3. AKUMULASI ASET:

Jadi tujuan utama Anda di bidang finansial adalah bukan hanya sekedar KAYA atau banyak uang (yaitu Pendapatan/Penghasilan Anda -jauh- lebih besar dari Pengeluaran Anda), melainkan menjadi MAKMUR (yaitu Pendapatan/Penghasilan dari Aset Anda -jauh- lebih besar dari Pengeluaran Anda). Jika Anda Kaya, Anda mungkin memiliki uang banyak - tapi waktu Anda habis untuk mencari uang. Jika Anda Makmur, Anda memiliki banyak uang dan juga memilki banyak waktu.

Secara ringkas dapat diuraikan bahwa Anda memeroleh Aset karena Anda telah "MEMBANGUN Aset" atau Anda "MEMBELI Aset".

Anda membangun Aset, dengan cara mulai membangun Bisnis yang berbasis sistem. 
Membangun bisnis tidaklah mudah. Pada awal-awal Anda memulai bisnis, diperlukan banyak pengorbanan dari diri Anda. Bahkan salah seorang pakar finansial bernama Robert Kiyosaki berujar bahwa Anda perlu minimal 3 kali bangkrut membangun bisnis Anda sebelum akhirnya berhasil.

Anda bisa juga membangun Aset secara fisik. Misalnya jika Anda berinvestasi di properti, dengan cara mulai mencicil untuk membeli sebidang tanah, kemudian secara bertahap membangun Ruko diatasnya, dan kemudian, jika sudah terbangun Anda sewa-sewakankan. 

Anda setahap demi setahap membangun Aset Anda, bisa dengan membangun suatu bisnis bersistem atau berupa pengembangan properti bertahap agar nantinya dapat menghasilkan uang terus menerus bagi Anda.
Setelah bisnis Anda (atau Ruko Anda) terbangun, maka Aset Anda tersebut siap untuk menghasilkan uang secara terus menerus dengan upaya Anda yang sangat minimal untuk menjalankannya, sehingga Anda dapat memanfaatkan waktu Anda sesuai keinginan.

Anda pun dapat membeli Aset, yaitu dengan cara membeli saham suatu perusahaan (atau ikut penyertaan modal dalam suatu bisnis) yang menguntungkan. Atau bisa juga dengan membeli Ruko atau properti yang sudah jadi untuk disewakan (misalnya condotel, villatel dst). Jika Anda membeli Aset, biasanya Anda memerlukan modal awal yang cukup besar, tetapi hasilnya pun akan lebih cepat Anda nikmati, karena semuanya sudah siap.

Kombinasi dari membangun dan membeli Aset akan menghasilkan akumulasi Aset yang kelak akan menguntungkan Anda.


4. BISNIS NETWORK MARKETING SEBAGAI ASET:

Setelah membaca 3 point bahasan di atas, Anda bisa saja mulai berpikir:
     - Saya tidak memiliki modal dan pengalaman untuk mulai berbisnis
     - Saya tidak punya uang untuk berivestasi
     - Saya hidup pas-pasan dan tak mungkin memiliki simpanan yang memadai

Jika Anda berpikir bahwa Aset hanyalah Bisnis atau Properti atau Saham/Reksadana atau Deposito saja, maka Anda perlu membuka wawasan lebih luas.
Ada hal lain yang bisa Anda bangun dan berujung Aset bagi Anda.

Robert T.Kiyosaki di buku-buku seri Rich Dad - Poor Dad nya, sering menganjurkan orang untuk membangun bisnis Network Marketing. Bahkan beliau menulis 2 buah buku khusus mengenai Network Marketing, yaitu The Business School dan The Business of 21th Century.
Para haters MLM/Network Marketing sering bilang bahwa Robert T. Kiyosaki menganjurkan Bisnis Network Marketing karena awalnya buku-buku beliau laku keras gara-gara dipromosikan oleh para pebisnis Network Marketing. Jadi sebagai "balas jasa", beliau selalu mengunggulkan Bisnis Network Marketing. 
Ini merupakan kesimpulan yang keliru sama sekali.
Robert T. Kiyosaki sangat mengerti bahwa Bisnis Network Marketing bisa dijadikan salah satu kendaraan untuk menghasilkan Aset bagi kita semua !

Aset di Business Network Marketing adalah para Downline Anda, yang dalam istilah pemasaran yang umum, sama dengan Basis Pelanggan Anda. 
Ini bukanlah hal yang luar biasa - bahkan ini adalah sesuatu yang sangat biasa ! Semua pelaku bisnis ingin memiliki Basis Pelanggan yang besar dan yang dengan setia memakai produk yang ditawarkan.
Di Bisnis Network Marketing, Anda  melakukan hal yang serupa seperti di bisnis konvensional. Anda membangun kelompok Downline, yang pada dasarnya merupakan Basis Pelanggan yang akan menjadi pembelanja setia produk-produk yang mereka perlukan, yang tersedia di perusahaan Network Marketing Anda.
Anda membangunnya secara bertahap, dengan sistem tertentu dan dengan modal yang relatif kecil.

Anda tidak melakukan hal-hal yang berada diluar "sesuatu yang biasa". Di bisnis Network Marketing, Anda sebenarnya melakukan sesuatu yang umum dilakukan, yaitu membangun Basis Pelanggan. 
Yang tidak biasa hanyalah istilah-istilah yang dipakai di dunia MLM/Network Marketing, yaitu para Downline untuk menggantikan istilah Basis Pelanggan dan istilah-istilah pencapaian suatu prestasi yang kadang-kadang di lebih-lebihkan.

Dengan memiliki Basis Pelanggan/Dowline yang besar, yang secara rutin berbelanja kebutuhan mereka masing-masing, Anda mendapatkan komisi yang diperhitungkan sesuai dengan ketentuan masing-masing Perusahaan Network Marketing.
Semakin besar pembelian dari grup/kelompok Anda, semakin besar pula komisi Anda.
Ini merupakan sesuatu hal yang wajar dan biasa bukan?

Jika Aset Anda sudah terbangun (dalam hal ini: Anda memiliki Downline belanja yang besar), maka Anda dapat memiliki penghasilan yang mirip seperti kalau Anda memiliki bisnis konvensional yang sudah berjalan dengan sendirinya, atau seperti kalau Anda memiliki Saham/Reksadana yang menguntungkan, atau seperti kalau Anda memiliki properti sewa yang memberikan Anda penghasilan terus-menerus tanpa Anda harus menukarkan upaya Anda dengan waktu/keahlian/tenaga Anda.

Jadi jika demikian halnya, mengapa Anda tidak segera mempertimbangkan untuk membangun Bisnis Network Marketing sebagai salah satu faktor membangun Aset di dalam Rencana Finansial Anda?

Ingat: 

"Tujuan Anda bekerja sekarang adalah agar nantinya Anda tidak perlu bekerja lagi"

Yang pasti, Anda tidak ingin bekerja terus hingga usia lanjut demi memeroleh penghasilan, bukan?

(direvisi : tgl. 17 Februari 2017)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar